tag:blogger.com,1999:blog-74852336678558906392024-03-14T11:24:06.538+07:00EtnisOrang Dan MasyarakatFerry Anashttp://www.blogger.com/profile/03601421849194154917noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-7485233667855890639.post-82134629851743818812017-04-10T00:10:00.004+07:002021-05-21T16:23:58.281+07:008 Pekerjaan di Jakarta dengan Gaji di atas 15 Juta<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Apakah Anda sedang berfikir untuk memiliki pekerjaan dengan gaji lebih tinggi tahun ini? Anda mungkin merasa gaji yang Anda peroleh dari pekerjaan saat ini, sudah tidak mampu mengejar kecepatan kebutuhan hidup dan harga barang-barang.<span></span></span></div><div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;"><br /></span></div><div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">Sah-sah saja bila Anda sekarang untuk mencari pekerjaan baru dengan gaji lebih tinggi. </span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="background-color: white; color: #444444;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-KWvA9tLDclA/WOpqtEDeIhI/AAAAAAAAFds/PFmaDs2F7GgaIKEvPFG0_2cFKNE2vrGxwCLcB/s1600/2226303brown-shirt780x390.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: #444444;"><img border="0" height="160" src="https://2.bp.blogspot.com/-KWvA9tLDclA/WOpqtEDeIhI/AAAAAAAAFds/PFmaDs2F7GgaIKEvPFG0_2cFKNE2vrGxwCLcB/s320/2226303brown-shirt780x390.jpg" width="320" /></span></a></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="background-color: white; color: #444444;"><br style="box-sizing: border-box;" />Walau mencari pekerjaan ideal bukanlah pekerjaan mudah, namun menemukan pekerjaan dengan gaji di atas Rp 15 juta bukan hal mustahil.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Berikut ini 8 pekerjaan di Jakarta dengan gaji di atas 15 juta disarikan dari berbagai macam sumber:</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #444444; font-weight: 700;">1. IT Developer</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Perkembangan teknologi internet di Indonesia saat ini sedang naik daun. Banyak sekali perusahaan teknologi baru yang bermunculan dengan sebutan popular startup.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Kehadiran perusahaan di lini teknologi ini membuka kesempatan bagi Anda yang memiliki kemampuan teknis sebagai IT Developer untuk mendapatkan penghasilan optimal.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #444444;"><script async="" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
</span><ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8744509146839506" data-ad-format="fluid" data-ad-layout="in-article" data-ad-slot="5435790942" style="display: block; text-align: center;"></ins>
<span style="color: #444444;"><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></span><div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Saat ini, rata-rata tenaga IT Developer di perusahaan bisa membawa pulang gaji bulanan di atas Rp 15 juta. Bahkan di banyak perusahaan, gaji mereka sudah tembus di atas Rp 30 juta sebulan!</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #444444; font-weight: 700;">2. Analis Bisnis</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Perkembangan bisnis yang sangat pesat di Indonesia menuntut pula banyak kehadiran analis bisnis yang handal.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Perusahaan-perusahaan konsultan banyak membutuhkan tenaga analis bisnis yang piawai memberikan analisis paling mumpuni tentang kondisi bisnis. Gaji seorang analis bisnis di sebuah perusahaan konsultan rata-rata sudah di atas Rp 15 juta.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #444444; font-weight: 700;">3. Digital Marketer</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Pertarungan perusahaan di lini digital saat ini sudah tak terelakkan. Perusahaan yang gagap digital bakal ketinggalan banyak peluang emas meningkatkan kapabilitas bisnis mereka.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Tidak heran bila permintaan perusahaan terhadap tenaga pemasar digital atau digital marketer semakin tinggi dari hari ke hari.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Saat ini, digital marketer bisa membawa pulang gaji bulanan di atas Rp 15 juta per bulan. Banyak pula perusahaan yang telah memberikan gaji hingga di atas Rp 20 juta untuk posisi ini.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #444444; font-weight: 700;">4. Data analyst</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Kita kini hidup di zaman di mana keberadaan big data sangat penting. Era digital dan kehadiran big data menjadi salah satu hal utama yang memengaruhi strategi perusahaan.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Maka itu, tenaga analis data menjadi sangat penting di sebuah perusahaan. Tidak heran, perusahaan-perusahaan saat ini mau memberi gaji di atas Rp 15 juta untuk posisi ini.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #444444; font-weight: 700;">5. Product Manager</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Keahlian seorang product manager saat ini sangat dibutuhkan untuk membantu sebuah perusahaan agar bisa berhasil menembus pasar dengan strategi produk yang tepat.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Tidak heran bila posisi seorang manajer produk bisa mendapatkan kompensasi tinggi hingga di atas Rp 15 juta per bulan.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #444444; font-weight: 700;">6. Corporate Legal</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Kebutuhan tenaga di divisi terkait masalah hukum atau legal di sebuah perusahaan sangatlah krusial. Minimalisasi risiko hukum dari gerak langkah sebuah perusahaan menjadi hal wajib yang harus dilakukan.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Maka itu, SDM di divisi corporate legal banyak dibutuhkan. Gajinya pun wangi: bisa menembus Rp 20 juta per bulan.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #444444; font-weight: 700;">7. Copy writer</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Seorang copy writer di sebuah perusahaan agensi iklan bergengsi bisa membawa pulang gaji di atas Rp 15 juta per bulan. Terlebih bila posisinya sudah cukup senior dengan pengalaman di atas 4 tahun.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #444444; font-weight: 700;">8. Credit Analyst</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Posisi analis kredit sangat penting terutama di sebuah perusahaan keuangan seperti bank ataupun perusahaan teknologi finansial.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Analis kredit menjadi penyaring penting kelayakan seseorang mendapatkan kredit atau tidak. Maka itu, bank berani memberi gaji cukup tinggi pada posisi ini di atas Rp 15 juta.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="background-color: white; color: #444444;"><br /></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="background-color: white; color: #444444;"><br /></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;"><span style="background-color: white; color: #444444;">
Sumber : Kompas.com</span></div>
</div>
Ferry Anashttp://www.blogger.com/profile/03601421849194154917noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-7485233667855890639.post-21072052980429207432014-01-19T23:52:00.001+07:002014-01-19T23:52:15.122+07:00Suku Toraja<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
Suku Toraja, adalah salah satu suku yang populer di Indonesia, sebagai suku yang memiliki ragam budaya yang unik. Suku Toraja sebagai salah satu suku tertua di Indonesia, yang dikategorikan sebagai suku bangsa Proto Malayan (Melayu Tua).<br />
Ada beberapa cerita dan pendapat mengenai asal usul suku Toraja.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-LrXammeqCu4/UTnsx_paJEI/AAAAAAAAHxY/1c2B9aN98JY/s320/toraja+1.jpg" height="212" width="320" /><br />
Tongkonan, rumah Toraja<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
(sumber: shinelikeastarr-beauty.com)<br />
<a name='more'></a></div>
<br />
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- 007R -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8744509146839506" data-ad-format="auto" data-ad-slot="6702540121" style="display: block;"></ins><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Konon, leluhur orang Toraja adalah manusia yang berasal dari nirwana, mitos yang tetap melegenda turun temurun hingga kini secara lisan di kalangan masyarakat Toraja ini menceritakan bahwa nenek moyang masyarakat Toraja yang pertama menggunakan “tangga dari langit” untuk turun dari nirwana, yang kemudian berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua (Tuhan Yang Maha Kuasa).<br />
<br />
Lain lagi versi dari DR. C. CYRUT seorang anthtropolog, dalam penelitiannya menuturkan bahwa masyarakat Tana Toraja merupakan hasil dari proses akulturasi antara penduduk (lokal/pribumi) yang mendiami daratan Sulawesi Selatan dengan pendatang yang notabene adalah imigran dari Teluk Tongkin (daratan Cina). Proses akulturasi antara kedua masyarakat tersebut, berawal dari berlabuhnya Imigran Indo Cina dengan jumlah yang cukup banyak di sekitar hulu sungai yang diperkirakan lokasinya di daerah Enrekang, kemudian para imigran ini, membangun pemukimannya di daerah tersebut.<br />
<a href="https://draft.blogger.com/blogger.g?blogID=7485233667855890639" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="https://draft.blogger.com/blogger.g?blogID=7485233667855890639" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="https://draft.blogger.com/blogger.g?blogID=7485233667855890639" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="https://draft.blogger.com/blogger.g?blogID=7485233667855890639" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="https://draft.blogger.com/blogger.g?blogID=7485233667855890639" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><br />
Ketika bangsa Bugis sekian lama berkembang di daratan Sulawesi, barulah mereka mengetahui bahwa ada suatu penduduk yang bermukim di sekitar pegunungan, yang memiliki budaya dan peradaban yang berkembang lebih lama dari kehadiran suku Bugis di wilayah ini. Menurut cerita Bugis istilah Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidendereng dari luwu. Orang Sidendreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebuatn To Riaja yang mengandung arti “Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan”, sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya adalah “orang yang berdiam di sebelah barat”. Ada juga versi lain bahwa kata Toraya asal To = Tau (orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang orang besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.<br />
<br />
Sejarah Aluk<br />
Konon manusia yang turun ke bumi, telah dibekali dengan aturan keagamaan yang disebut aluk. Aluk merupakan aturan keagamaan yang menjadi sumber dari budaya dan pandangan hidup leluhur suku Toraja yang mengandung nilai-nilai religius yang mengarahkan pola-pola tingkah laku hidup dan ritual suku Toraja untuk mengabdi kepada Puang Matua.<br />
<br />
Cerita tentang perkembangan dan penyebaran Aluk terjadi dalam lima tahap, yakni: Tipamulanna Aluk ditampa dao langi’ yakni permulaan penciptaan Aluk diatas langit, Mendemme’ di kapadanganna yakni Aluk diturunkan kebumi oleh Puang Buru Langi’ dirura.Kedua tahapan ini lebih merupakan mitos. Dalam penelitian pada hakekatnya aluk merupakan budaya/aturan hidup yang dibawa kaum imigran dari dataran Indo Cina pada sekitar 3000 tahun sampai 500 tahun sebelum masehi.<br />
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- 007R -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8744509146839506" data-ad-format="auto" data-ad-slot="6702540121" style="display: block;"></ins><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Beberapa Tokoh penting dalam penyebaran aluk, antara lain: Tomanurun Tambora Langi’ adalah pembawa aluk Sabda Saratu’ yang mengikat penganutnya dalam daerah terbatas yakni wilayah Tallu Lembangna.<br />
<br />
Selain daripada itu terdapat Aluk Sanda Pitunna disebarluaskan oleh tiga tokoh, yaitu : Pongkapadang bersama Burake Tattiu’ menuju bagian barat Tana Toraja yakni ke Bonggakaradeng, sebagian Saluputti, Simbuang sampai pada Pitu Ulunna Salu Karua Ba’bana Minanga, derngan membawa pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja “To Unnirui’ suke pa’pa, to ungkandei kandian saratu yakni pranata sosial yang tidak mengenal strata. Kemudian Pasontik bersama Burake Tambolang menuju ke daerah-daerahsebelah timur Tana Toraja, yaitu daerah Pitung Pananaian, Rantebua, Tangdu, Ranteballa, Ta’bi, Tabang, Maindo sampai ke Luwu Selatan dan Utara dengan membawa pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja : “To Unnirui’ suku dibonga, To unkandei kandean pindan”, yaitu pranata sosial yang menyusun tata kehidupan masyarakat dalam tiga strata sosial.<br />
Tangdilino bersama Burake Tangngana ke daerah bagian tengah Tana Toraja dengan membawa pranata sosial “To unniru’i suke dibonga, To ungkandei kandean pindan”, Tangdilino diketahui menikah dua kali, yaitu dengan Buen Manik, perkawinan ini membuahkan delapan anak. Perkawinan Tangdilino dengan Salle Bi’ti dari Makale membuahkan seorang anak. Kesembilan anak Tangdilino tersebar keberbagai daerah, yaitu Pabane menuju Kesu’, Parange menuju Buntao’, Pasontik ke Pantilang, Pote’Malla ke Rongkong (Luwu), Bobolangi menuju Pitu Ulunna Salu Karua Ba’bana Minanga, Bue ke daerah Duri, Bangkudu Ma’dandan ke Bala (Mangkendek), Sirrang ke Dangle.<br />
<br />
Itulah yang membuat seluruh Tondok Lepongan Bulan Tana Matari’ Allo diikat oleh salah satu aturan yang dikenal dengan nama Tondok Lepongan Bulan Tana Matari’ Allo arti harfiahnya adalah “Negri yang bulat seperti bulan dan Matahari”. Nama ini mempunyai latar belakang yang bermakna, persekutuan negeri sebagai satu kesatuan yang bulat dari berbagai daerah adat. Ini dikarenakan Tana Toraja tidak pernah diperintah oleh seorang penguasa tunggal, tetapi wilayah daerahnya terdiri dari kelompok adat yang diperintah oleh masing-masing pemangku adat dan ada sekitar 32 pemangku adat di Toraja<br />
<br /></div>
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- 007R -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8744509146839506" data-ad-format="auto" data-ad-slot="6702540121" style="display: block;"></ins><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
</div>
Ferry Anashttp://www.blogger.com/profile/03601421849194154917noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7485233667855890639.post-81112575539219338682013-10-28T09:30:00.001+07:002018-07-28T14:38:47.716+07:00Sejarah Dan Asal Usul Suku Dayak Kalimantan - Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div id="isiartikel" style="font-family: arial; font-size: 14px; text-align: justify;">
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://blog-apa-aja.blogspot.com/" style="clear: left; cursor: text; float: left; font-weight: normal; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: none;"><img alt="blog-apa-aja.blogspot.com" border="" height="200" src="https://1.bp.blogspot.com/-45rh6zzpJTg/Twm_WrvLHzI/AAAAAAAAUdM/rv62U5GKf_M/s200/Motif%2BBORNEO.gif" title="blog-apa-aja.blogspot.com" width="200" /></a><span style="color: white;"><span style="background-color: black;"></span></span></div>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><b><span style="text-align: justify;">Kata Dayak</span></b>
berasal dari kata "Daya" yang artinya hulu, untuk menyebutkan
masyarakat yang tinggal di pedalaman atau perhuluan Kalimantan umumnya
dan Kalimantan Barat.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Ada pelbagai pendapat tentang asal-usul orang Dayak, tetapi setakat ini
belum ada yang betul-betul memuaskan। Namun, pendapat yang diterima
umum menyatakan bahawa orang Dayak ialah salah satu kelompok asli
terbesar dan tertua yang mendiami pulau Kalimantan (Tjilik Riwut 1993:
231)। Gagasan tentang penduduk asli ini didasarkan pada teori migrasi
penduduk ke Kalimantan। Bertolak dari pendapat itu adalah dipercayai
bahawa </span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;">nenek moyang orang Dayak berasal dari China Selatan, sebagaimana
yang dinyatakan oleh Mikhail Coomans (1987: 3):</span></span>
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- 409 -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8744509146839506" data-ad-slot="7172266926" style="display: inline-block; height: 90px; width: 728px;"></ins><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script><span style="color: white;"><span style="background-color: black;"></span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Semua suku bangsa Daya termasuk pada kelompok yang bermigrasi secara
besar-besaran dari daratan Asia. Suku bangsa Daya merupakan keturunan
daripada imigran yang berasal dari wilayah yang kini disebut Yunnan di
Cina Selatan. Dari tempat itulah kelompok kecil mengembara melalui Indo
China ke jazirah Malaysia yang menjadi loncatan untuk memasuki
pulau-pulau di Indonesia, selain itu, mungkin ada kelompok yang memilih
batu loncatan lain, yakni melalui Hainan, Taiwan dan Filipina.
Perpindahan itu tidak begitu sulit, kerana pada zaman glazial (zaman
es) permukaan laut sangat turun (surut), sehingga dengan perahu-perahu
kecil sekalipun mereka dapat menyeberangi perairan yang memisahkan
pulau-pulau itu.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><a href="http://draft.blogger.com/null" name="more"></a><br />
Orang-orang Dayak ialah penduduk pulau Kalimantan yang sejati, dahulu
mereka ini mendiami pulau Kalimantan, baikpun pantai-pantai baikpun
sebelah ke darat। Akan tetapi tatkala orang Melayu dari Sumatera dan
Tanah Semenanjung Melaka datang ke situ terdesaklah orang Dayak itu
lalu mundur, bertambah lama, bertambah jauh ke sebelah darat pulau
Kalimantan</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Teori tentang migrasi ini sekaligus boleh menjawab persoalan: mengapa
suku bangsa Dayak kini mempunyai begitu banyak sifat yang berbeza, sama
ada dalam bahasa maupun dalam ciri-ciri budaya mereka</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Dewasa ini suku bangsa Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, iaitu
Kenyah-Kayan-Bahau, Ot Danum, Iban, Murut, Klemantan dan Punan। Keenam
rumpun ini terbagi lagi kepada lebih kurang 405 sub suku. Meskipun
terbagi kepada ratusan sub suku, kelompok suku Dayak memiliki kesamaan
ciri-ciri budaya yang khas। Ciri-ciri tersebut menjadi faktor penentu
salah suatu sub suku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok
Dayak। Ciri-ciri tersebut ialah rumah panjang, hasil budaya material
seperti tembikar, mandau, sumpit beliong (kapak Dayak) pandangan
terhadap alam, mata pencarian (sistem perladangan) dan seni tari.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><a href="http://blog-apa-aja.blogspot.com/" style="cursor: text; font-weight: normal; text-decoration: none;"><img alt="blog-apa-aja.blogspot.com" border="" height="640" src="https://4.bp.blogspot.com/-OHt_dsAuw_o/Twm_hFWk8MI/AAAAAAAAUdY/6OUz1Jio3hU/s640/Copy%2Bof%2Bkapala%2Bmandow.jpg" title="blog-apa-aja.blogspot.com" width="459" /></a></span></span></div>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><b><span style="text-align: justify;">Kalimantan</span></b>
adalah salah satu dari 5 pulau besar yang ada di Indonesia. Sebenarnya
pulau ini tidak hanya merupakan "daerah asal" orang Dayak semata
karena di sana ada orang Banjar (Kalimantan Selatan) dan orang Melayu.
Dan, di kalangan orang Dayak sendiri satu dengan lainnya
menumbuh-kembangkan kebudayaan tersendiri. Dengan perkataan lain,
kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan oleh Dayak-Iban tidak sama persis
dengan kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan Dayak-Punan dan seterusnya.
Namun demikian, satu dengan lainnya mengenal atau memiliki senjata khas
Dayak yang disebut sebagai mandau. Dalam kehidupan sehari-hari senjata
ini tidak lepas dari pemiliknya. Artinya, kemanapun ia pergi mandau
selalu dibawanya karena mandau juga berfungsi sebagai simbol seseorang
(kehormatan dan jatidiri). Sebagai catatan, dahulu mandau dianggap
memiliki unsur magis dan hanya digunakan dalam acara ritual tertentu
seperti: perang, pengayauan, perlengkapan tarian adat, dan perlengkapan
upacara. Mandau dipercayai memiliki tingkat-tingkat kampuhan atau
kesaktian. Kekuatan saktinya itu tidak hanya diperoleh dari proses
pembuatannya yang melalui ritual-ritual tertentu, tetapi juga dalam
tradisi pengayauan (pemenggalan kepala lawan). Ketika itu (sebelum abad
ke-20) semakin banyak orang yang berhasil di-kayau, maka mandau yang
digunakannya semakin sakti. Biasanya sebagian rambutnya sebagian
digunakan untuk menghias gagangnya. Mereka percaya bahwa orang yang mati
karena di-kayau, maka rohnya akan mendiami mandau sehingga mandau
tersebut menjadi sakti. Namun, saat ini fungsi mandau sudah berubah,
yaitu sebagai benda seni dan budaya, cinderamata, barang koleksi serta
senjata untuk berburu, memangkas semak belukar dan bertani.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><b><span style="text-align: justify;">Bagian Mandau</span></b></span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><b><span style="text-align: justify;">1. Bilah Mandau </span></b><br />
Bilah mandau terbuat dari lempengan besi yang ditempa hingga berbentuk
pipih-panjang seperti parang dan berujung runcing (menyerupai paruh
yang bagian atasnya berlekuk datar). Salah satu sisi mata bilahnya
diasah tajam, sedangkan sisi lainnya dibiarkan sedikit tebal dan
tumpul. Ada beberapa jenis bahan yang dapat digunakan untuk membuat
mandau, yaitu: besi montallat, besi matikei, dan besi baja yang diambil
dari per mobil, bilah gergaji mesin, cakram kendaraan, dan lain
sebagainya. Konon, mandau yang paling baik mutunya adalah yang dibuat
dari batu gunung yang dilebur khusus sehingga besinya sangat kuat dan
tajam serta hiasannya diberi sentuhan emas, perak, atau tembaga. Mandau
jenis ini hanya dibuat oleh orang-orang tertentu. Pembuatan bilah
mandau diawali dengan membuat bara api di dalam sebuah tungku untuk
memuaikan besi. Kayu yang digunakan untuk membuat bara api adalah kayu
ulin. Jenis kayu ini dipilih karena dapat menghasilkan panas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan jenis kayu lainnya. Setelah kayu menjadi
bara, maka besi yang akan dijadikan bilah mandau ditaruh diatasnya agar
memuai. Kemudian, ditempa dengan menggunakan palu. Penempaan dilakukan
secara berulang-ulang hingga mendapatkan bentuk bilah mandau yang
diinginkan. Setelah bilah terbentuk, tahap selanjutnya adalah membuat
hiasan berupa lekukan dan gerigi pada mata mandau serta lubang-lubang
pada bilah mandau. Konon, pada zaman dahulu banyaknya lubang pada
sebuah mandau mewakili banyaknya korban yang pernah kena tebas mandau
tersebut. Cara membuat hiasan sama dengan cara membuat bilah mandau,
yaitu memuaikan dan menempanya dengan palu berulang-ulang hingga
mendapatkan bentuk yang diinginkan. Setelah itu, barulah bilah mandau
dihaluskan dengan menggunakan gerinda. </span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><b><span style="text-align: justify;">2. Gagang (Hulu Mandau)</span></b><br />
Gagang (hulu mandau) terbuat dari tanduk rusa yang diukir menyerupai
kepala burung. Seluruh permukaan gagangnya diukir dengan berbagai motif
seperti: kepala naga, paruh burung, pilin, dan kait. Pada ujung gagang
ada pula yang diberi hiasan berupa bulu binatang atau rambut manusia.
Bentuk dan ukiran pada gagang mandau ini dapat membedakan tempat asal
mandau dibuat, suku, serta status sosial pemiliknya.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><b><span style="text-align: justify;">3. Sarung Mandau. </span></b><br />
Sarung mandau (kumpang) biasanya terbuat dari lempengan kayu tipis.
Bagian atas dilapisi tulang berbentuk gelang. Bagian tengah dan bawah
dililit dengan anyaman rotan sebagai penguat apitan. Sebagai hiasan,
biasanya ditempatkan bulu burung baliang, burung tanyaku, manik-manik
dan terkadang juga diselipkan jimat. Selain itu, mandau juga dilengkapi
dengan sebilah pisau kecil bersarung kulit yang diikat menempel pada
sisi sarung dan tali pinggang dari anyaman rotan. Nilai Budaya Pembuatan
mandau, jika dicermati secara seksama, di dalamnya mengandung
nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam
kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pendukungnya. Nilai-nilai itu
antara lain: keindahan (seni), ketekunan, ketelitian, dan kesabaran.
Nilai keindahan tercermin dari bentuk-bentuk mandau yang dibuat
sedemikian rupa, sehingga memancarkan keindahan. Sedangkan, nilai
ketekunan, ketelitian, dan kesabaran tercermin dari proses pembuatannya
yang memerlukan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Tanpa nilai-nilai
tersebut tidak mungkin akan terwujud sebuah mandau yang indah dan
sarat makna.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><a href="http://blog-apa-aja.blogspot.com/" style="cursor: text; font-weight: normal; text-decoration: none;"><img alt="blog-apa-aja.blogspot.com" border="" height="307" src="https://3.bp.blogspot.com/-MzLJUVKUgBM/Twm_vjvBlwI/AAAAAAAAUdk/3qzt-oa2h7g/s400/Pangkalima%2BBurung.jpg" title="blog-apa-aja.blogspot.com" width="400" /></a></span></span></div>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><b><span style="text-align: justify;">Suku Dayak</span></b>
adalah suku asli Kalimantan yang hidup berkelompok yang tinggal di
pedalaman, di gunung, dan sebagainya. Kata Dayak itu sendiri sebenarnya
diberikan oleh orang-orang Melayu yang datang ke Kalimantan.
Orang-orang Dayak sendiri sebenarnya keberatan memakai nama Dayak,
sebab lebih diartikan agak negatif. Padahal, semboyan orang Dayak
adalah "Menteng Ueh Mamut", yang berarti seseorang yang memiliki
kekuatan gagah berani, serta tidak kenal menyerah atau pantang mundur.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><b><span style="text-align: justify;">ASAL MULA</span></b></span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Pada tahun (1977-1978) saat itu, benua Asia dan pulau Kalimantan yang
merupakan bagian nusantara yang masih menyatu, yang memungkinkan ras
mongoloid dari asia mengembara melalui daratan dan sampai di Kalimantan
dengan melintasi pegunungan yang sekarang disebut pegunungan
"Muller-Schwaner". Suku Dayak merupakan penduduk Kalimantan yang sejati.
Namun setelah orang-orang Melayu dari Sumatra dan Semenanjung Malaka
datang, mereka makin lama makin mundur ke dalam.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Belum lagi kedatangan orang-orang Bugis, Makasar, dan Jawa pada masa
kejayaan Kerajaan Majapahit. Suku Dayak hidup terpencar-pencar di
seluruh wilayah Kalimantan dalam rentang waktu yang lama, mereka harus
menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami
pesisir pulau Kalimantan. Suku ini terdiri atas beberapa suku yang
masing-masing memiliki sifat dan perilaku berbeda.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><b><span style="text-align: justify;">Suku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan</span></b>. Dalam tradisi lisan Dayak, sering disebut <b><span style="text-align: justify;"><i>"Nansarunai Usak Jawa"</i></span></b>,
yakni sebuah kerajaan Dayak Nansarunai yang hancur oleh Majapahit,
yang diperkirakan terjadi antara tahun 1309-1389 (Fridolin Ukur,1971).
Kejadian tersebut mengakibatkan suku Dayak terdesak dan terpencar,
sebagian masuk daerah pedalaman. Arus besar berikutnya terjadi pada saat
pengaruh Islam yang berasala dari kerajaan Demak bersama masuknya para
pedagang Melayu (sekitar tahun 1608).</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><b><span style="text-align: justify;">Sebagian besar suku Dayak memeluk Islam</span></b>
dan tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak, tapi menyebut
dirinya sebagai orang Melayu atau orang Banjar. Sedangkan orang Dayak
yang menolak agama Islam kembali menyusuri sungai, masuk ke pedalaman di
Kalimantan Tengah, bermukim di daerah-daerah Kayu Tangi, Amuntai,
Margasari, Watang Amandit, Labuan Lawas dan Watang Balangan. Sebagain
lagi terus terdesak masuk rimba. Orang Dayak pemeluk Islam kebanyakan
berada di Kalimantan Selatan dan sebagian Kotawaringin, salah seorang
Sultan Kesultanan Banjar yang terkenal adalah Lambung Mangkurat
sebenarnya adalah seorang Dayak (Maanyan atau Ot Danum)</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Tidak hanya dari nusantara, bangsa-bangsa lain juga berdatangan ke
Kalimantan. Bangsa Tionghoa diperkirakan mulai datang ke Kalimantan
pada masa Dinasti Ming tahun 1368-1643. Dari manuskrip berhuruf kanji
disebutkan bahwa kota yang pertama di kunjungi adalah Banjarmasin.
Tetapi masih belum jelas apakah bangsa Tionghoa datang pada era
Bajarmasin (dibawah hegemoni Majapahit) atau di era Islam.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Kedatangan bangsa Tionghoa tidak mengakibatkan perpindahan penduduk
Dayak dan tidak memiliki pengaruh langsung karena langsung karena
mereka hanya berdagang, terutama dengan kerajaan Banjar di Banjarmasin.
Mereka tidak langsung berniaga dengan orang Dayak. Peninggalan bangsa
Tionghoa masih disimpan oleh sebagian suku Dayak seperti piring
malawen, belanga (guci) dan peralatan keramik.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Sejak awal abad V bangsa Tionghoa telah sampai di Kalimantan. Pada abad
XV Raja Yung Lo mengirim sebuah angkatan perang besar ke selatan
(termasuk Nusantara) di bawah pimpinan Chang Ho, dan kembali ke
Tiongkok pada tahun 1407, setelah sebelumnya singgah ke Jawa,
Kalimantan, Malaka, Manila dan Solok. Pada tahun 1750, Sultan Mempawah
menerima orang-orang Tionghoa (dari Brunei) yang sedang mencari emas.
Orang-orang Tionghoa tersebut membawa juga barang dagangan diantaranya
candu, sutera, barang pecah belah seperti piring, cangkir, mangkok dan
guci (Sarwoto kertodipoero,1963)</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Dibawah ini ada beberapa adat istiadat bagi suku dayak yang masih
terpelihara hingga kini, dan dunia supranatural Suku Dayak pada zaman
dahulu maupun zaman sekarang yang masih kuat sampai sekarang. Adat
istiadat ini merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh
Bangsa Indonesia, karena pada awal mulanya Suku Dayak berasal dari
pedalaman Kalimantan.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><b><span style="text-align: justify;">Upacara Tiwah</span></b><br />
Upacara Tiwah merupakan acara adat suku Dayak. Tiwah merupakan upacara
yang dilaksanakan untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal
ke Sandung yang sudah di buat. Sandung adalah tempat yang semacam rumah
kecil yang memang dibuat khusus untuk mereka yang sudah meninggal
dunia.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Upacara Tiwah bagi Suku Dayak sangatlah sakral, pada acara Tiwah ini
sebelum tulang-tulang orang yang sudah mati tersebut di antar dan
diletakkan ke tempatnya (sandung), banyak sekali acara-acara ritual,
tarian, suara gong maupun hiburan lain. Sampai akhirnya tulang-tulang
tersebut di letakkan di tempatnya (Sandung).</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><b><span style="text-align: justify;">Dunia Supranatural</span></b><br />
Dunia Supranatural bagi Suku Dayak memang sudah sejak jaman dulu
merupakan ciri khas kebudayaan Dayak. Karena supranatural ini pula
orang luar negeri sana menyebut Dayak sebagai pemakan manusia ( kanibal
). Namun pada kenyataannya Suku Dayak adalah suku yang sangat cinta
damai asal mereka tidak di ganggu dan ditindas semena-mena. Kekuatan
supranatural Dayak Kalimantan banyak jenisnya, contohnya Manajah
Antang. Manajah Antang merupakan cara suku Dayak untuk mencari petunjuk
seperti mencari keberadaan musuh yang sulit di temukan dari arwah para
leluhur dengan media burung Antang, dimanapun musuh yang di cari pasti
akan ditemukan.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><b><span style="text-align: justify;">Mangkok merah</span></b>.
Mangkok merah merupakan media persatuan Suku Dayak. Mangkok merah
beredar jika orang Dayak merasa kedaulatan mereka dalam bahaya besar.
Panglima" atau sering suku Dayak sebut Pangkalima biasanya mengeluarkan
isyarat siaga atau perang berupa mangkok merah yang di edarkan dari
kampung ke kampung secara cepat sekali. Dari penampilan sehari-hari
banyak orang tidak tahu siapa panglima Dayak itu. Orangnya biasa-biasa
saja, hanya saja ia mempunyai kekuatan supranatural yang luar biasa.
Percaya atau tidak panglima itu mempunyai ilmu bisa terbang kebal dari
apa saja seperti peluru, senjata tajam dan sebagainya.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Mangkok merah tidak sembarangan diedarkan. Sebelum diedarkan sang
panglima harus membuat acara adat untuk mengetahui kapan waktu yang
tepat untuk memulai perang. Dalam acara adat itu roh para leluhur akan
merasuki dalam tubuh pangkalima lalu jika pangkalima tersebut ber
Tariu" ( memanggil roh leluhur untuk untuk meminta bantuan dan
menyatakan perang ) maka orang-orang Dayak yang mendengarnya juga akan
mempunyai kekuatan seperti panglimanya. Biasanya orang yang jiwanya
labil bisa sakit atau gila bila mendengar tariu.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Orang-orang yang sudah dirasuki roh para leluhur akan menjadi manusia
dan bukan. Sehingga biasanya darah, hati korban yang dibunuh akan
dimakan. Jika tidak dalam suasana perang tidak pernah orang Dayak makan
manusia. Kepala dipenggal, dikuliti dan di simpan untuk keperluan
upacara adat. Meminum darah dan memakan hati itu, maka kekuatan magis
akan bertambah. Makin banyak musuh dibunuh maka orang tersebut makin
sakti.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Mangkok merah terbuat dari teras bambu (ada yang mengatakan terbuat
dari tanah liat) yang didesain dalam bentuk bundar segera dibuat. Untuk
menyertai mangkok ini disediakan juga perlengkapan lainnya seperti ubi
jerangau merah (acorus calamus) yang melambangkan keberanian (ada yang
mengatakan bisa diganti dengan beras kuning), bulu ayam merah untuk
terbang, lampu obor dari bambu untuk suluh (ada yang mengatakan bisa
diganti dengan sebatang korek api), daun rumbia (metroxylon sagus)
untuk tempat berteduh dan tali simpul dari kulit kepuak sebagai lambang
persatuan. Perlengkapan tadi dikemas dalam mangkok dari bambu itu dan
dibungkus dengan kain merah.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Menurut cerita turun-temurun mangkok merah pertama beredar ketika
perang melawan Jepang dulu. Lalu terjadi lagi ketika pengusiran orang
Tionghoa dari daerah-daerah Dayak pada tahun 1967. pengusiran Dayak
terhadap orang Tionghoa bukannya perang antar etnis tetapi lebih banyak
muatan politisnya. Sebab saat itu Indonesia sedang konfrontasi dengan
Malaysia.</span></span>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br />
Menurut kepercayaan Dayak, terutama yang dipedalaman Kalimantan yang
disampaikan dari mulut ke mulut, dari nenek kepada bapak, dari bapak
kepada anak, hingga saat ini yang tidak tertulis mengakibatkan menjadi
<a href="https://www.idoreg.com/2018/06/4-kuliner-jepang-yang-unik.html" target="_blank">lebih</a> atau kurang dari yang sebenar-benarnya, bahwa asal-usul nenek
moyang suku Dayak itu diturunkan dari langit yang ke tujuh ke dunia ini
dengan Palangka Bulau" ( Palangka artinya suci, bersih, merupakan
ancak, sebagai tandu yang suci, gandar yang suci dari emas diturunkan
dari langit, sering juga disebutkan Ancak atau Kalangkang" ).</span></span></div>
<div dir="ltr" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: right;">
</div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><a href="http://www.barayungkcom.blogspot.com/"><span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">sumber </span></a></span></span></div>
</div>
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;">
</span></span><br />
<div class="postmeta-secondary">
<span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><span class="meta_categories">Posted in: <a href="http://terbeselung.blogspot.com/search/label/Fakta%20Unik" rel="tag">Fakta Unik</a></span></span></span>
</div>
</div>
Ferry Anashttp://www.blogger.com/profile/03601421849194154917noreply@blogger.com0South East Asia-4.0688342538322537 114.1288948059082-34.947685253832255 72.8203008059082 26.810016746167747 155.4374888059082tag:blogger.com,1999:blog-7485233667855890639.post-18801557307789916552013-10-10T06:15:00.002+07:002014-11-23T07:30:27.267+07:00Asal - Usul Minang Kabau - Sumatera Barat - Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-upMMSgfyU4o/UmeU6p5uE2I/AAAAAAAAAvQ/U0xrtxPF6Z8/s1600/Kota+Batusangkar+Kabupaten+Tanah+Datar++1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-upMMSgfyU4o/UmeU6p5uE2I/AAAAAAAAAvQ/U0xrtxPF6Z8/s200/Kota+Batusangkar+Kabupaten+Tanah+Datar++1.jpg" height="150" width="200" /></a></div>
<br />
<span style="clear: left; color: white; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<span style="background-color: black; color: white;"><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">Untuk menelusuri kapan gerangan nenek moyang orang Minangkabau itu datang ke Minangkabau, perlu dibicarakan mengenai peninggalan lama seperti megalit yang terdapat di Kabupaten Lima Puluh Kota dan tempat-tempat lain di Minangkabau yang telah berusia ribuan tahun. Di Kabupaten Lima Puluh Kota peninggalan megalit ini terdapat di Nagari Durian Tinggi, Guguk, Tiakar, Suliki Gunung Emas, Harau, Kapur </span></span><br />
<span style="background-color: black; color: white;"><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">IX, Pangkalan, Koto Baru, Mahat, Koto Gadan, Ranah, Sopan Gadang, Koto Tinggi, Ampang Gadang.</span><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">Seperti umumnya kebudayaan megalit lainnya berawal dari zaman batu tua dan berkembang sampai ke zaman </span></span><br />
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- G1 -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8744509146839506" data-ad-slot="8717782926" style="display: inline-block; height: 60px; width: 468px;"></ins><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script><br />
<span style="background-color: black; color: white;"><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">perunggu. Kebudayaan megalit merupakan cabang kebudayaan Dongsong. Megalit seperti yang terdapat disana juga tersebar ke arah timur, juga terdapat di Nagari Aur Duri di Riau. Semenanjung Melayu, Birma dan Yunan. Jalan kebudayaan yang ditempuh oleh kebudayaan Dongsong. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa kebudayaan megalit di Kabupaten Lima Puluh Kota sezaman dengan kebudayaan Dongsong dan didukung oleh suku bangsa yang sama pula. </span></span><br />
<script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-8744509146839506";
/* 420 */
google_ad_slot = "2946459720";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js" type="text/javascript">
</script><span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><br style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">Menurut para ahli bahwa pendukung kebudayaan Dongsong adalah </span><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">bangsa Austronesia </span><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">yang dahulu bermukim di daerah Yunan, Cina Selatan. </span><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">Mereka datang ke Nusantara dalam dua gelombang</span><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">. </span><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">Gelombang pertama pada Zaman Batu Baru (Neolitikum) yang diperkirakan pada tahun 2000 sebelum masehi. Gelombang kedua datang kira-kira pada tahun 500 SM, dan mereka inilah yang diperkirakan menjadi nenek moyang bangsa Indonesia sekarang.</span></span></span><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px; margin-right: 1em; padding: 4px; position: relative; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-q-YY3MbYv0w/UcLRrxijpjI/AAAAAAAAkEY/pR_fFcFn4Ac/s1600/2a.jpg" imageanchor="1" style="background-color: black; clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-decoration: none;"><span style="color: white;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-q-YY3MbYv0w/UcLRrxijpjI/AAAAAAAAkEY/pR_fFcFn4Ac/s200/2a.jpg" height="200" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; border-bottom-left-radius: 0px; border-bottom-right-radius: 0px; border-top-left-radius: 0px; border-top-right-radius: 0px; border: 1px solid rgb(126, 61, 198); box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; padding: 8px; position: relative;" width="190" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 10px; text-align: center;"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Pakaian Minang dan suku Dong di Yangshuo dan Guilin</span></span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">Bangsa Austronesia yang datang pada gelombang pertama ke nusantara ini disebut oleh para ahli dengan bangsa </span><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">Proto Melayu</span><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;"> (Melayu Tua), yang sekarang berkembang menjadi suku bangsa Barak, Toraja, Dayak, Nias, Mentawai, Kubu dan lain-lain. Mereka yang datang pada gelombang kedua disebut </span><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">Deutero Melayu</span><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;"> (Melayu Muda) yang berkembang menjadi suku bangsa Minangkabau, Jawa, Makasar, Bugis dan lain-lain. Dari keterangan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa nenek moyang orang Minangkabau adalah bangsa melayu muda dengan kebudayaan megalit yang mulai tersebar di Minangkabau kira-kira tahun 500 SM sampai abad pertama sebelum masehi yang dikatakan oleh Dr. Bernet Bronson. </span><br style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">Perpindahan ini berjalan bertahun-tahun bahkan berabad-abad dua kelompok ini sama-sama mempunyai ikatan matrilinear. Ada kelompok yang mencari aliran sungai pada saat perpindahan ini apa yang terjadi di belahan dunia yang sudah lama memasuki zaman logam antara lain dapat kita jelaskan sebagai berikut :</span><br style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">India berkembang agama budha yang dibawa Sidharta Gautama (563-483 SM). Gautama adalah putera Raja Sudhodana dari kerajaan Kavilawastu yang wilayahnya meliputi Nepal, Bhutan dan Sikkin, 1600 SM di India sudah pula berkembang agama Hindu (mahabratha). China di kala itu dikuasai Dinasti Chou tahun 1050-256 SM waktu itu hidup filosof Konfutse, Laotse dan Mengtse</span></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px; text-align: center;">
</div>
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">Kedua daerah itu adalah tempat turunnya ras detro malayu termasuk Minangkabau, dapat dipastikan gelombang ke 2 yang datang 500-400 SM beragama Budha dan Hindu, dilihat secara kontekstual kemungkinan mereka yang turun dari Burma, Kamboja dan Thailand sebagai embrio suku besar melayu di Minangkabau (suku melayu di Minangkabau adalah Melayu, Bendang, Kampai, Mandahiling dan Panai) dan mereka yang datang dari India Selatan (pantai timur) adalah embrio suku Jambak, Pitopang, Salokutiannyia, Bulukasok dan Banuhampu atau sebaliknya namun kedua kelompok ini disebut sebagai Melayu Continental.</span><br style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">Dalam rentang waktu 500-400 SM itu mereka telah membentuk kekuasaan budaya seperti raja gunung dan raja sungai agama Budha sudah dikembangkan pada saat itu kemungkinan saja pada periode ini mereka sudah sampai ke hulu Batang Kampar, hulu Batang Rokan, hulu Batanghari dan hulu sungai lainnya.</span><br style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">Situasi kehidupan masyarakat waktu itu hidup dengan berdagang, sawah dan mulai berkembang pertambangan emas dan hasil hutan lainnya, </span></span></span><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px; margin-right: 1em; padding: 4px; position: relative; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-9tlUuJc-qgQ/UcLRtmGbGfI/AAAAAAAAkEk/tCke8Yl9Kxo/s1600/2.jpg" imageanchor="1" style="background-color: black; clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-decoration: none;"><span style="color: white;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-9tlUuJc-qgQ/UcLRtmGbGfI/AAAAAAAAkEk/tCke8Yl9Kxo/s200/2.jpg" height="200" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; border-bottom-left-radius: 0px; border-bottom-right-radius: 0px; border-top-left-radius: 0px; border-top-right-radius: 0px; border: 1px solid rgb(126, 61, 198); box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; padding: 8px; position: relative;" width="190" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 10px; text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;">Ada pertanyaan dengan apa mereka menyelusuri dataran tinggi Minagkabau jawabannya adalah dengan kerbau oleh karena agama yang dianutnya perlu menyayangi binatang kerbau,gajah, lembu , sehingga dari kerbau ini mereka dapat mengembangkannya permainan rakyat melalui adu kerbau. Dr Nooteboom memperkuat alasan tentang kegiatan berlayar yang dimiliki oleh ahli Yunani zaman purba Strabo dan Pilinius bukanlah Srilangka akan tetapi adalah Sumatera atas dasar itu Dr Nooteboom (pengikut zulkarnain) ketika ia berlabuh di India berarti sudah ada hubungan Minangkabau dengan India berkenaan waktunya adalah 336 SM.</span></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 20px;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-evs8Xsnss_0/UlXjW2Rt6dI/AAAAAAAAAu4/vRZKYV62cW4/s1600/Kota+Batusangkar+Kabupaten+Tanah+Datar++1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-evs8Xsnss_0/UlXjW2Rt6dI/AAAAAAAAAu4/vRZKYV62cW4/s640/Kota+Batusangkar+Kabupaten+Tanah+Datar++1.jpg" height="480" width="640" /></a></span></span></span></div>
</div>
</div>
Ferry Anashttp://www.blogger.com/profile/03601421849194154917noreply@blogger.com3Indonesia-0.789275 113.92132700000002-31.8187695 72.436952000000019 30.2402195 155.40570200000002tag:blogger.com,1999:blog-7485233667855890639.post-82010595701911844752013-10-09T20:13:00.002+07:002014-11-23T07:34:06.844+07:00Rumah Adat Batak - Sumatera Utara - Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-MP6Qs4h949M/UMnnr6nXJ_I/AAAAAAAAAgU/Y4P6HKgU-4A/s1600/rumah-adat-batak-karo.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; color: #444444; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Rumah Adat Batak Karo" border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-MP6Qs4h949M/UMnnr6nXJ_I/AAAAAAAAAgU/Y4P6HKgU-4A/s200/rumah-adat-batak-karo.jpg" height="132" style="border: 0px; padding: 2px;" title="Rumah Adat Batak Karo" width="200" /></a>Rumah Adat Batak Karo<br />
<div>
<br /></div>
<blockquote style="font-family: Georgia, serif; font-size: 16px; font-style: italic; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Rumah adat ini disebut sebagai “Si Baganding Tua” oleh suku Batak, yaitu makhluk seperti ular yang panjangnya sekira dua jengkal. Dahulu nenek moyang orang Batak percaya bahwa nasib mujur dan rezeki yang melimpah dibawa “Si Banganding Tua”.</span></span></div>
</blockquote>
<div style="font-family: Tahoma, Arial, sans-serif; font-size: 12.222222328186035px; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><em></em></span></span><br />
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><em>Ruma gorga</em> atau sering disebut <em>ruma bolon</em> atau <em>“Si Baganding Tua” </em>adalah rumah adat suku Batak yang sekaligus menjadi simbol status sosial masyarakat yang tinggal di Tapanuli, Sumatera Utara. Mereka yang dikategorikan sebagai suku Batak itu meliputi 6 puak, yaitu: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.</span></span></div>
<script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-8744509146839506";
/* 419 */
google_ad_slot = "3960691324";
google_ad_width = 728;
google_ad_height = 90;
//-->
</script>
<script src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js" type="text/javascript">
</script>
<br />
<br />
<div style="font-family: Tahoma, Arial, sans-serif; font-size: 12.222222328186035px; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Rumah adat Batak terdiri atas 2 bangunan utama yaitu <em>ruma</em> (tempat tinggal) dan <em>sopo</em> (lumbung padi). Letak keduanya saling berhadapan dipisahkan pelataran luas yang berfungsi sebagai ruang kegiatan warganya. Rumah adat ini berbentuk empat persegi panjang dengan denah dalamnya merupakan ruangan terbuka tanpa kamar atau pun sekat pemisah. Dahulu, sebuah rumah adat Batak berukuran besar (<em>rumah bolon</em>) dihuni 2 hingga 6 keluarga.</span></span></div>
<div style="font-family: Tahoma, Arial, sans-serif; font-size: 12.222222328186035px; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Sapukan pandangan Anda pada rumah adat ini yang atapnya berbentuk segitiga dan bertingkat tiga. Amati bagaimana di setiap puncak dan segitiganya terdapat kepala kerbau yang melambangkan kesejahteraan bagi penghuni rumahnya. Ciri utama bagian atap yang berbentuk segitiga tersebut berbahan anyaman bambu (<em>lambe-lambe</em>). Biasanya <em>lambe-lambe</em> menjadi personifikasi sifat pemilik rumah tersebut yang ditandai dengan warna merah, putih dan hitam.</span></span></div>
<div style="font-family: Tahoma, Arial, sans-serif; font-size: 12.222222328186035px; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Perhatikan juga lekukan ketelitian dari ukiran tradisional di dinding rumah adat ini. Bagian luar dan depan rumah memuat ukiran yang dicat tiga warna yaitu merah-hitam-putih. Ukiran tersebut nyatanya penuh makna simbolik yang menampilkan pandangan kosmologis dan filosofis budaya Batak. Di sebelah kiri dan kanan tiang rumah ada ukiran yang menggambarkan payudara sebagai lambang kesuburan (<em>odap-odap</em>). Ada juga ukiran cicak sebagai lambang penjaga dan pelindung rumah (<em>boraspati</em>).</span></span></div>
<blockquote style="font-family: Georgia, serif; font-size: 16px; font-style: italic; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div align="center" style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Rumah adat Batak dihiasi ukiran khas Batak yang disebut gorga. Gorga bagi suku Batak adalah ornamen yang mengandung unsur mistis penolak bala. Biasanya ukiran gorga ditempatkan di dinding rumah bagian luar.</span></span></div>
</blockquote>
<div style="font-family: Tahoma, Arial, sans-serif; font-size: 12.222222328186035px; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Keunikan desain <em>ruma bolon</em> adalah hiasan pada kusen pintu masuknya berupa ukiran telur dan panah. Tali-tali pengikat dinding miring (<em>tali ret-ret</em>) terbuat dari ijuk atau rotan yang membentuk pola seperti cicak berkepala 2 saling bertolak belakang. Cicak itu dikiaskan sebagai penjaga rumah dan 2 kepala saling bertolak belakang melambangkan penghuni rumah mempunyai peranan yang sama dan saling menghormati.</span></span></div>
<div style="font-family: Tahoma, Arial, sans-serif; font-size: 12.222222328186035px; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Pada konsep tradisional, nyatanya memang rumah-rumah tradisional di Nusantara tidak hanya memiliki dimensi fungsional sebagai tempat hunian tetapi juga sekaligus melalui unsur-unsur bentuk tertentu. Posisi <em>ruma bolon</em> juga menunjukan tentang kepercayaan suku ini yaitu <em>banua ginjang</em> (dunia atas), <em>banua tong</em>a (dunia tengah/bumi), dan <em>banua toru</em> (dunia bawah atau dunia makhluk halus).</span></span></div>
<div style="font-family: Tahoma, Arial, sans-serif; font-size: 12.222222328186035px; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Penataan perkampungan suku Batak Toba mengikuti pola berbanjar dua saling berhadapan berporos ke arah utara selatan dan membentuk perkampungan yang disebut <em>lumban</em> atau <em>huta.</em> Perkampungan tersebut memiliki 2 pintu gerbang (<em>bahal</em>) di sisi utara dan selatannya. Sekeliling lingkungan dipagari tembok setinggi 2 meter (<em>parik</em>) berbahan tanah liat dan batu. Selain itu, di setiap sudutnya dibuat menara pengawas karena dahulu mereka masih sering berperang. Tidak berlebihan apabila bentuk asli perkampungan suku Batak dulunya menyerupai benteng.</span></span></div>
<blockquote style="font-family: Georgia, serif; font-size: 16px; font-style: italic; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div align="center" style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Dahulu sebuah perkampungan suku Batak dibuat dengan menggali tanah membentuk parit mengelilinginya juga ditanami bambu setinggi 3 meter. Bentuk perkampungan itu jadinya lebih menyerupai sebuah benteng untuk melindungi warganya dari serangan suku lain.</span></span></div>
</blockquote>
<div style="font-family: Tahoma, Arial, sans-serif; font-size: 12.222222328186035px; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Sebutan untuk rumah Batak disesuaikan dengan hiasannya. Rumah adat dengan beragam hiasan yang indah yang rumit dinamakan disebut <em>ruma gorga</em><em>sarimunggu</em> atau <em>jabu</em>. Sementara rumah adat yang tidak memiliki ukiran dinamakan <em>jabu ereng</em> atau <em>jabu batara siang</em>.</span></span></div>
<div style="font-family: Tahoma, Arial, sans-serif; font-size: 12.222222328186035px; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Untuk <em>ruma gorga</em> yang berukuran besar dinamakan <em>ruma bolon</em>. Selain sebagai tempat tinggal dahulu <em>ruma bolon</em> juga berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan upacara adat religius. Sementara itu, <em>ruma gorga</em> yang berukuran kecil disebut <em>jabu parbale-balean</em>. Selain keduanya ada juga <em>ruma parsantian</em>, yaitu rumah adat yang menjadi hak seorang anak bungsu.</span></span><img alt="Rumah Adat Batak" src="http://1.bp.blogspot.com/-juNfjnOW4LU/UMnnsiJarJI/AAAAAAAAAgY/MzVCDmpcVsw/s200/rumah-adat-batak.jpg" height="200" width="148" /></div>
</div>
<div style="font-family: Tahoma, Arial, sans-serif; font-size: 12.222222328186035px; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Ruma bolon kini tidak lagi dibangun oleh masyarakat Batak mengingat semakin sedikitnya orang yang mampu membangunnya (<em>pande</em>). Selain itu, bahan pembuat bangunannya sulit didapat serta harganya akan jauh lebih mahal dari rumah modern.</span></span></div>
<div style="font-family: Tahoma, Arial, sans-serif; font-size: 12.222222328186035px; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Akan tetapi, Anda masih dapat melihat langsung rangkaian utuh rumah adat kaya nilai budaya Batak ini di beberapa tempat seperti di Kabupaten Tapanuli Utara di Desa Tomok, Desa Ambarita, Desa Silaen, dan Desa Lumban Nabolon Parbagasan. Desa-desa tersebut hingga kini terus menjadi daya tarik wisata budaya dan banyak dikunjungi wisatawan.</span></span></div>
<blockquote style="font-family: Georgia, serif; font-size: 16px; font-style: italic; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div align="center" style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><em>Nenek moyang orang suku Batak sendiri berasal dari Tamil India dimana mereka datang abad ke-10 untuk berdagang rempah-rempah ke Pulau Sumatera melalui pelabuhan Barus. Pada abad ke-18 permukiman kuno warga Tamil India ditemukan di Lobu Tua, Barus, diperkirakan perkampungan tersebut sudah berusia lebih dari dua abad. Ada dua prasasti berbahasa Tamil ditemukan di kawasan itu yang menyatakan bahwa tahun 1088 sebanyak 1.500 warga Tamil datang ke Barus untuk berdagang kapur barus dan kemeyan.</em><em>Kata ‘batak’ sendiri berasal dari kata ‘mamatak hoda’ yang bermakna ‘si penunggang kuda‘, apakah ini ada kaitannya dengan pendatang dari Tamil tersebut?</em></span></span></div>
</blockquote>
</div>
Ferry Anashttp://www.blogger.com/profile/03601421849194154917noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7485233667855890639.post-35600585882757251402013-10-09T19:11:00.002+07:002022-02-28T06:27:20.891+07:00Asal - Usul Suku Batak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-3HSm8tp2BDU/VHEv5mFf-7I/AAAAAAAABG4/U_fxtIH63mE/s1600/download.jpg%2Brumah%2Badat%2Bbatak.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Asal - Usul Suku Batak" border="0" height="268" src="http://4.bp.blogspot.com/-3HSm8tp2BDU/VHEv5mFf-7I/AAAAAAAABG4/U_fxtIH63mE/w400-h268/download.jpg%2Brumah%2Badat%2Bbatak.jpg" title="Asal - Usul Suku Batak" width="400" /></a></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;"><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;"><br /></span></span></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;"><br /></span></span></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;"><br /></span></span></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;"><br /></span></span></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;"><br /></span></span></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;"><br /></span></span></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;"><br /></span></span></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;"><br /></span></span></span></div>Menurut kepercayaan bangsa Batak, induk marga Batak dimulai dari Si Raja Batak yang diyakini sebagai asal mula orang Batak. Si Raja Batak mempunyai 2 (dua) orang putra yakni Guru Tatea Bulan dan Si Raja Isumbaon. Guru Tatea Bulan sendiri mempunyai 5 (lima) orang putra yakni Raja Uti (Raja Biakbiak), Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Malau Raja. Sementara Si Raja Isumbaon mempunyai 3 (tiga) orang putra yakni Tuan Sorimangaraja, Si Raja Asiasi dan Sangkar Somalidang.<span><a name='more'></a></span></span></span></span><br />
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Dari keturunan (pinompar) mereka inilah kemudian menyebar ke segala penjuru daerah di Tapanuli baik ke utara maupun ke selatan sehingga munculah berbagai macam marga Batak. Semua marga-marga ini dapat dilihat kedudukan dari Si Raja Batak</span></span></span><br />
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Batak adalah nama sebuah suku bangsa di Indonesia. <script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!--407-->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8744509146839506" data-ad-slot="8269053724" style="display: inline-block; height: 280px; width: 336px;"></ins></span></span></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Suku ini kebanyakan bermukim di Sumatra Utara. Sebagian orang Batak beragama Kristen dan sebagian lagi beragama Islam. Tetapi dan ada pula yang menganut agama Malim (pengikutnya biasa disebut dengan Parmalim ) dan juga penganut kepercayaan animisme (disebut Pelebegu atau Parbegu).</span><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Suku Batak terdiri dari beberapa sub suku yang berdiam di wilayah Sumatera Utara, khususnya Tapanuli .</span><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Sub suku Batak adalah: Suku Batak Silindung , Suku Batak Samosir , Suku Batak Humbang ,Suku Batak Toba .</span><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Suku-suku lain yang dinyatakan masuk dalam suku bangsa Batak, yaitu: Karo di Kabupaten Karo , Mandailing di Mandailing Natal , Angkola di Tapanuli Selatan , Padang Lawas (Padang Bolak) di Padang Lawas , Pakpak di Dairi, Pakpak Bharat , Simalungun di Kabupaten Simalungun .</span><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><b style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;"><u>WILAYAH BERMUKIM :</u></b><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Dalam tata pemerintahan Republik Indonesia yang mengikuti tata pemerintahan Kolonial Belanda, setiap sub suku berdiam dalam satu kedemangan yang kemudian dirubah menjadi kabupaten setelah Indonesia merdeka.</span></span></span><br />
<ul style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0.5em 0px; padding: 0px 2.5em;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-8744509146839506";
/* 418 */
google_ad_slot = "7332960122";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js" type="text/javascript">
</script>
<li style="border: none; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0.25em 0px;"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Sub suku Batak Toba berdiam di Kabupaten Tobasa yang wilayahnya meliputi : Balige, Laguboti, Porsea, serta Ajibata (berbatasan dengan Parapat) Nahumaliangna.</span></span></li>
<li style="border: none; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0.25em 0px;"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Sub suku Batak Samosir berdiam di Kabupaten Samosir yang wilayahnya meliputi : Tele, Baneara, Pulau Samosir, Nahumaliangna.</span></span></li>
<li style="border: none; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0.25em 0px;"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Sub suku Batak Humbang berdiam di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Utara bagian utara yang wilayahnya meliputi : Dolok Sanggul, Siborongborong, Lintongnihuta, serta Parlilitan Nahumaliangna.</span></span></li>
<li style="border: none; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0.25em 0px;"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Sub suku Batak Silindung berdiam di Kabupaten Tapanuli Utara yang wilayahnya meliputi Tarutung, Sipoholon, Pahae, Nahumaliangna.</span></span></li>
<li style="border: none; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0.25em 0px;"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;">Suku Batak pun saat ini telah banyak tersebar ke seluruh daerah Indonesia bahkan ke luar negeri .</span></span></li>
</ul>
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><b style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;"><u>KEPERCAYAAN :</u></b><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Batak telah menganut agama Kristen Protestan yang disiarkan oleh para Missionaris dari Jerman yang bernama Nomensen pada tahun 1863. Gereja yang pertama berdiri adalah HKBP (Huria Kristen Batak Protestan)di huta Dame, Tarutung. Sekarang ini gereja HKBP ada dimana-mana di seluruh Indonesia yang jemaatnya mayoritas suku Batak (Silindung-Samosir-Humbang-Toba).Sebelum suku Batak menganut agama Kristen Protestan, mereka mempunyai sistem kepercayaan dan religi tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaanNya terwujud dalam Debata Natolu .</span><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak mengenal tiga konsep, yaitu:</span></span></span><br />
<div style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px; margin-left: 40px;">
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><b>Tondi</b><br />Tondi adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan.Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.<br /><br /><b>Sahala</b><br />Sahala adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.<br /><br /><b>Begu</b><br />Begu adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam.<br /><br />Beberapa begu yang ditakuti oleh orang Batak, yaitu:<br />Sombaon, yaitu begu yang bertempat tinggal di pegunungan atau di hutan rimba yang gelap dan mengerikan.<br />Solobean, yaitu begu yang dianggap penguasa pada tempat tempat tertentu<br />Silan, yaitu begu dari nenek moyang pendiri huta/kampung dari suatu marga<br />Begu Ganjang, yaitu begu yang sangat ditakuti, karena dapat membinasakan orang lain menurut perintah pemeliharanya.<br /><br />Demikianlah religi dan kepercayaan suku Batak yang terdapat dalam pustaha, yang walaupun sudah menganut agama Kristen, dan berpendidikan tinggi. Namun orang Batak belum mau meninggalkan religi dan kepercayaan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka.<br />Contoh : Ada juga kepercayaan yang ada di Tarutung tentang ular (ulok) dengan boru Hutabarat bahwa boru Hutabarat tidak boleh dikatakan cantik di Tarutung. Apabila dikatakan cantik maka nyawa wanita tersebut tidak akan lama lagi, menurut kepercayaan orang itu.</span></span></div>
<span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><u style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;"><b>TAROMBO :</b></u><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Silsilah atau Tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan dianggap sebagai orang Batak kesasar (nalilu). Orang Batak khusunya kaum Adam diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu).</span><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga .</span><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">FALSAFAH BATAK :</span><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Secara umum, suku Batak memiliki falsafah adat Dalihan Natolu paopat Sihal yakni Somba Marhulahula (hormat pada pihak keluarga ibu/istri), Elek Marboru (ramah pada keluarga saudara perempuan) dan Manat Mardongan Tubu (kompak dalam hubungan semarga) , Dan Sihal yaitu ; Dame martetangga jala ringkot mar ale ale (kompak Dalam kehidupan sehari-hari) , falsafah ini dipegang teguh dan hingga kini menjadi landasan kehidupan sosial dan bermasyarakat di lingkungan orang Batak (Samosir , Silindung , Humbang , Toba).</span><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><u style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;"><b>BAHASA BATAK :</b></u><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Bahasa Batak sebenarnya merupakan nama sebuah rumpun bahasa yang berkerabat yang dituturkan di Sumatra Utara. Mereka menggunakan aksara Batak</span><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Bahasa Batak bisa dibagi menjadi beberapa kelompok: Bahasa-bahasa Batak Utara , Bahasa Alas , Bahasa Karo , Bahasa Simalungun . Bahasa-bahasa Batak Selatan , Bahasa Angkola-Mandailing , Bahasa Pakpak-Dairi , Bahasa Toba .</span><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><u style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;"><b><br />BATAK PADA ERA MODERN :</b></u><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Sejarah Batak modern dipengaruhi oleh dua agama Samawi yakni Islam dan Kristen. Islam makin kuat pengaruhnya pada saat Perang Padri, melalui aktivitas dakwah yang dilakukan para da'i dari dari negeri Minang. Perluasan penyebaran agama Islam juga pernah memasuki hingga ke daerah Tapanuli Utara dibawah pimpinan Tuanku Rao dari Sumatera Barat, namun tidak begitu berhasil. Islam lebih berkembang di kalangan Mandailing, Padang Lawas, dan sebagian Angkola.</span></span></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><br style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;" /><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Agama Kristen baru berpengaruh di kalangan Angkola dan Batak (Silindung-Samosir-Humbang-Toba) setelah beberapa kali misi Kristen yang dikirimkan mengalami kegagalan. Misionaris yang paling berhasil adalah I.L. Nommensen yang melanjutkan tugas pendahulunya menyebarkan agama Kristen di wilayah Tapanuli. Ketika itu, masyarakat Batak yang berada di sekitar Tapanuli, khususnya Tarutung, diberi pengajaran baca tulis, keahlian bertukang untuk kaum pria dan keahlian menjahit serta urusan rumah tangga bagi kaum ibu. Pelatihan dan pengajaran ini kemudian berkembang hingga akhirnya berdiri sekolah dasar dan sekolah keahlian di beberapa wilayah di Tapanuli. Nommensen dan penyebar agama lainnya juga berperan besar dalam pembangunan dua rumah sakit yang ada saat ini, RS Umum</span></span></span><span style="background-color: black; color: white; font-family: Calibri; font-size: 15.5556px;"> Tarutung dan RS HKBP Balige, yang sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.</span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="background-color: black; color: white; font-family: Calibri; font-size: 15.5556px;"><br /></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;">Sementara itu, perkembangan pendidikan formal juga terus berlanjut hingga dibukanya sebuah perguruan tinggi bernama Universitas HKBP I.L. Nommensen (UHN) tahun 1954. Universitas ini menjadi universitas swasta pertama yang ada di Sumatra Utara dan awalnya hanya terdiri dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Theologia.</span></span></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="background-color: black;"><span style="color: white;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 15.5556px; line-height: 24.4444px;"><br /></span></span></span></div>
Ferry Anashttp://www.blogger.com/profile/03601421849194154917noreply@blogger.com1South East Asia5.499356331194555 101.4726448059082-25.379494668805446 60.164050805908204 36.37820733119456 142.7812388059082tag:blogger.com,1999:blog-7485233667855890639.post-65761200965036080052013-10-06T10:35:00.008+07:002021-05-21T16:21:45.785+07:00Suku Talang Mamak - Sungai Indragiri - Riau - Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://multyetnis.blogspot.com/" target="_blank"><br /></a>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-fvOtWMRs4vw/YKd7fcPm2XI/AAAAAAAAqKo/3grW8MHBxZMYWj5CxefpIMFmSiGGgHS6gCLcBGAsYHQ/s448/1%2Btalang%2Bmamak%2Bpenghayat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="245" data-original-width="448" height="219" src="https://1.bp.blogspot.com/-fvOtWMRs4vw/YKd7fcPm2XI/AAAAAAAAqKo/3grW8MHBxZMYWj5CxefpIMFmSiGGgHS6gCLcBGAsYHQ/w400-h219/1%2Btalang%2Bmamak%2Bpenghayat.jpg" title="Suku talang mamak" width="400" /></a></div><br /><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><strong><br /></strong></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><strong><br /></strong></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><strong><br /></strong></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><strong><span style="font-family: arial;"><i>Suku Talang Mamak</i></span></strong></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i>
Suku talang mamak yang biasa disebut dengan orang talang mamak merupakan sekumpulan masyarakat yang hidupnya masih secara tradisionaldi sehiliran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Indragiri" title="Sungai Indragiri">Sungai Indragiri</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi" title="Provinsi">Provinsi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Riau" title="Riau">Riau</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>. Merupakan suku asli dari Bumi Lancang Kuning, namun memilih hidup dengan mengasingkan diri (terasing).<br />
<br />
<span id="more-1619"></span><br /><script async="" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8744509146839506" data-ad-format="fluid" data-ad-layout="in-article" data-ad-slot="5223077330" style="display: block; text-align: center;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Dalam kelompok masyarakat talang mamak terdapat sub kelompok yang mereka sebut dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku" title="Suku">suku</a>, kemudian dibagi lagi dalam tobo dan unit terkecil mereka sebut dengan hinduk atau perut atau disebut juga puak anak.<br />
Kelompok masyarakat ini tergolong <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Proto_Melayu" title="Proto Melayu">Proto Melayu</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Melayu_Tua" title="Melayu Tua">Melayu Tua</a>) yang merupakan suku asli Indragiri Hulu dengan sebutan Suku Tuha yang berarti suku pertama datang dan lebih berhak atas sumber daya alam di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indragiri_Hulu" title="Indragiri Hulu">Indragiri Hulu</a>. Selain itu juga, mereka termasuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Melayu_Tua" title="Melayu Tua">Melayu Tua</a>.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
<strong>Populasi Masyarakat</strong><br />
Pada tahun 2000 populasi Talang Mamak diperkirakan 1341 kepala keluarga atau 6418 jiwa.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
<strong>Luas Areal Talang Mamak</strong><br />
Menurut pemimpin adat suku Talang Mamak Patih Gading, luas areal Suku Talang Mamak berdasarkan yang diakui Residen Belanda tahun 1925 adalah 48 ribu Ha. sekarang hanya tinggal 300 Ha, padahal pada tahun 2006 berdasarkan Surat keputusan Bersama (SKB) antara Bupati dan DPRD Indragiri Hulu, luas tanah Talang Mamak adalah 1.800 Ha.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
<strong>Asal Usul </strong><br />
Asal muasal Talang Mamak terbagi atas dua versi.?Versi pertama, berdasarkan penelitian seorang Asisten Residen Indragiri Hulu di zaman Belanda, menyebutkan, Suku Talang Mamak berasal dari Pagaruyung, Sumatera Barat, yang terdesak akibat konflik adat dan agama. dan Versi kedua merupakan cerita yang akrab di dalam masyarakat adat itu. Secara turun-temurun, masyarakat bercerita bahwa Talang Mamak merupakan keturunan Nabi Adam ke tiga.?Cerita itu diperkuat bukti berupa tapak kaki manusia di daerah Sungai Tunu Kecamatan Rakit Kulim, Indragiri Hulu. Jejak itu diyakini sebagai tapak kaki tokoh masyarakat adat Talang Mamak</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
Menurut Obdeyn, Asisten Residen Indragiri, Masyarakat Talang Mamak berasal dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pagaruyung" title="Pagaruyung">Pagaruyung</a> yang terdesak akibat konflik <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Adat" title="Adat">adat</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agama" title="Agama">agama</a>. Berdasarkan hikayat yang berkembang pada masyarakat tersebut, bahwa nenek moyang mereka turun dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Marapi" title="Gunung Marapi">Gunung Marapi</a> menuju ke <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Talukkuantan&action=edit&redlink=1" title="Talukkuantan (halaman belum tersedia)">Talukkuantan</a>, menelusuri <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batang_Kuantan" title="Batang Kuantan">Batang Kuantan</a> dipimpin oleh Datuk Patih bergelar Perpatih Nan Sebatang, kemudian membangun pemukiman pada sehiliran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai" title="Sungai">sungai</a> tersebut.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
<strong>Bahasa</strong><br />
Masyarakat Talang Mamak dalam percakapan sehari-hari menggunakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa" title="Bahasa">bahasa</a> yang disebut dengan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahasa_Talang_Mamak&action=edit&redlink=1" title="Bahasa Talang Mamak (halaman belum tersedia)">Bahasa Talang Mamak</a>, walaupun dalam percakapan dengan pihak di luar komunitas, mereka biasa menggunakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu" title="Bahasa Melayu">Bahasa Melayu</a>. Dalam kosakata Bahasa Talang Mamak ini terdapat pengaruh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Minang" title="Bahasa Minang">Bahasa Minang</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu" title="Bahasa Melayu">Bahasa Melayu</a>.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
<strong>Pemukiman</strong><br />
Suku Talang Mamak sendiri tersebar di kecamatan:<br />
</i></span><ol start="1">
<li><span style="font-family: arial;"><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batang_Gansal,_Indragiri_Hulu" title="Batang Gansal, Indragiri Hulu">Batang Gansal, Indragiri Hulu</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Riau" title="Riau">Riau</a></i></span></li>
<li><span style="font-family: arial;"><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batang_Cenaku,_Indragiri_Hulu" title="Batang Cenaku, Indragiri Hulu">Batang Cenaku, Indragiri Hulu</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Riau" title="Riau">Riau</a></i></span></li>
<li><span style="font-family: arial;"><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kelayang,_Indragiri_Hulu" title="Kelayang, Indragiri Hulu">Kelayang, Indragiri Hulu</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Riau" title="Riau">Riau</a></i></span></li>
<li><span style="font-family: arial;"><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rengat_Barat,_Indragiri_Hulu" title="Rengat Barat, Indragiri Hulu">Rengat Barat, Indragiri Hulu</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Riau" title="Riau">Riau</a></i></span></li>
<li><span style="font-family: arial;"><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rakit_Kulim,_Indragiri_Hulu" title="Rakit Kulim, Indragiri Hulu">Rakit Kulim, Indragiri Hulu</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Riau" title="Riau">Riau</a></i></span></li>
<li><span style="font-family: arial;"><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumay,_Tebo" title="Sumay, Tebo">Sumay, Tebo</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jambi" title="Jambi">Jambi</a>: Dusun Semarantihan Desa Suo-suo</i></span></li></ol><div><span style="font-family: arial;"><i><br /></i></span></div><ol start="1"><li><div class="wp-caption alignleft" id="attachment_1620" style="width: 300px;">
<a href="http://gurindam12.co/wp-content/uploads/2013/01/2tlg.jpg"><span style="font-family: arial;"><i><img alt="Rumah Adat Suku Talang Mamak Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau" class="size-thumbnail wp-image-1620" height="237" src="http://gurindam12.co/wp-content/uploads/2013/01/2tlg-290x237.jpg" title="Rumah Adat Suku Talang Mamak Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau" width="290" /></i></span></a></div>
</li>
</ol>
<span style="font-family: arial;"><i><strong>Dusun Tuo Datai</strong><br />
</i></span><h4><span style="font-family: arial;"><i>
Akses</i></span></h4><span style="font-family: arial;"><i>
Untuk menuju Dusun Tuo Datai Talang Mamak yang terletak di Hulu Sungai Gansal dan Sungai Melenai Desa Rantau Langsat Kecamatan Batang Gansal Kabupaten Indragiri Hulu di Wilayah Taman Nasional Bukit Tigapuluh dapat diakses jalan Darat. Yaitu melalui Siberida (Pekanbaru-Siberida 285 km) dengan menggunakan Mobil untuk menuju jalan bekas HPH. Atau juga melalui Simpang Pendowo sekitar 2,5 km dari desa Keritang, desa yang terletak di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Rute sejauh 22 km dari Simpang Pendowo hingga memasuki perbatasan wilayah Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) atau juga yang lebih dikenal Jalan Dalex ini, sebaiknya dilakukan dengan sepeda motor ?lelaki? atau mobil bergardan dua.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
Selanjutnya, jarak tempuh dari jalan Dalex ke Dusun Tuo Datai sekitar 6 hingga 8 km hanya bisa dilewati jalan kaki. Meski tidak begitu jauh, namun jangan berharap akan segera sampai. Karena, medan yang diarungi harus ?mendaki gunung melewati lembah sungai mengalir indah.? Jadi, diperlukan stamina jreng untuk menempuh 1 hingga 3 jam perjalanan.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
<strong>Hasil Kebun</strong><br />
Biasanya pada hari tertentu, Suku Talang Mamak akan turun ke desa terdekat, Keritang atau Siberida. Tujuannya menjual hasil kebun atau hasil hutan yang mereka peroleh untuk dibelikan kebutuhan hidup. ?Tapi, sekarang kami sudah jarang turun. Hasil hutan sudah berkurang. Yang kami andalkan untuk keseharian hidup hanyalah hasil kebun,? jelas Pak Katak atau pak Sidam yang juga menjabat Ketua RT Dusun Tuo Datai.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
<strong>Penduduk</strong><br />
Saat ini, total penduduk Talang Mamak dari Lubuk Tebrau hingga Melenai berjumlah 265 jiwa. Lima puluh persen jiwa diantaranya, sudah dapat menggunakan suaranya pada pemilihan Presiden dan pemilihan Bupati kemarin.<br />
</i></span><h4><span style="font-family: arial;"><i>
Agama</i></span></h4><span style="font-family: arial;"><i>
Sebagian besar masyarakat Talang Mamak mempercayai kekuatan-kekuatan gaib pada benda-benda yang berada di sekitar (animisme). Beberapa kepala keluarga beralih ke Islam. Mereka mengakui bahwa Islam adalah agama mereka, namun untuk ibadah hanya cukup di lisan saja.<br />
Suku Talang Mamak masih menganut Animisme, tetapi sebagian kecil sudah beragama, mereka membedakan ?dengan Suku Melayu berdasarkan Agama, jika Suku Talang Mamak telah memeluk Agama Islam maka, berubah menjadi Melayu.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
<strong>Mata Pencaharian</strong><br />
Secara keseluruhan, mata pencarian mereka adalah berladang, menyadap karet, dan mengambil hasil hutan nonkayu. Di samping berburu atau juga menangkap ikan. Namun, kini Dusun Datai tampak sepi dan banyak rumah yang tidak terawat lagi. ?Sekarang banyak yang meninggalkan rumahnya, bisa jadi mereka sedang membuka kebun baru atau juga pergi mencari Jernang, ? lanjut Pak Katak tentang kondisi penduduknya.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
<strong>Budaya</strong><br />
Untuk urusan budaya, Masyarakat Talang Mamak di Taman Nasional Bukit Tigapuluh sedikit berbeda dengan Tigabalai-Pusat kebudayaan Talang Mamak. Ini terlihat dari tidak adanya tradisi mengilir dan menyembah raja, serta lunturnya sistem kebatinan. Umumnya, mereka hidup otonom dalam beraktivitas sehingga berbagai persoalan yang ada akan diserahkan kepada kepala desa.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
<strong>Tradisi</strong><br />
Suku Talang Mamak masih mempertahankan tradisi adatnya, seperti ranbut panjang, pakai sorban, giginya bergarang (hitam karena menginang/makan sirih).Dalam kehdiupan adatnya, seperti suku-suku terasing lainnya, mereka masih melakukan upacara-upacara adat, mulai dari melahirkan samapi hal kematian.<br />
Namun begitu, mereka masih kental dengan tradisi adat. Sebut saja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gawai" title="Gawai">Gawai</a> (Pesta Pernikahan), <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemantan&action=edit&redlink=1" title="Kemantan (halaman belum tersedia)">Kemantan</a> (Pengobatan Penyakit), <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tambat_Kubur&action=edit&redlink=1" title="Tambat Kubur (halaman belum tersedia)">Tambat Kubur</a> (Acara 100 hari kematian), serta Khitanan untuk anak lelaki berumur 12 tahun ke atas yang dianggap mendekati usia dewasa. Begitu juga dengan rumah yang masih berbentuk panggung, sebagai ciri khas mereka, misalnya. Bangunan kayu tanpa ruangan khusus serta sekat pembatas -mulai dari dapur hingga ruang tidur- sehingga, segala barang tergeletak menjadi satu masih kokoh berdiri.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
<strong>Pengobatan</strong><br />
Meskipun mereka hidup secara tradisional, namun untuk masalah pengobatan bisa diandalkan juga. Hasil Ekspedisi Biota Medika (1998) menunjukkan Suku Talang Mamak mampu memanfaatkan 110 jenis tumbuhan untuk mengobati 56 jenis penyakit dan mengenali 22 jenis cendawan obat.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
<strong>Masyarakat Talang Mamak Dalam Taman Nasional</strong><br />
Suku Talang Mamak yang ada di dalam taman nasional secara tradisional masuk dalam kepemimpinan Sembilan Batang Gangsal Sepuluh Jan Denalah, Denalah Pasak Melintang. Sekitar seratus tahun yang lalu penduduk di wilayah ini masih Talang Mamak, namun dengan masuknya Islam, ada tiga dusun yang penduduknya sudah Melayu, mengalih atau menjadi langkah baru.<br />
Pada tahun 1999 jumlah penduduk di dalam TNBT sebanyak 181 keluarga atau 844 orang. Di mana Talang Mamak berjumlah 97 keluarga atau 523 orang. Sedangkan Suku Melayu sebanyak 64 keluarga atau 321 orang.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
Masyarakat Talang Mamak dan Melayu tradisional tersebut berada di dalam TNBT sepanjang Sungai Gangsal. Ada 8 dusun yang mereka tempati, di wilayah Riau 7 dusun yaitu Tanah Datar, Dusun Tua, Suit, Sadan, Air Bomban, Nunusan dan Siamang Desa Rantau Langsat. Sedangkan satu dusun lagi di wilayah Jambi yaitu Semerantihan desa Suo-suo. Kelompok yang memecah dari Dusun Tua karena konflik dan ketersediaan sumber daya.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
Ada 3 dusun dihuni Suku Melayu yaitu Dusun Sadan, Air Bomban dan Nunusan selebihnya dihuni Suku Talang Mamak.<br />
Pertambahan penduduk di dalam TNBT stagnan karena antara natalitas dan fertilitas umumnya seimbang. Sistem kesehatan masih tradisional, penyembuhan penyakit masih secara tradisional dengan menggunakan dedaunan, akar-akaran,pohon-pohon dan buah pohon dan selalu menghubungkannya dengan sistem kosmologi.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
Secara budaya Masyarakat Talang Mamak di dalam TNBT sedikit berbeda dengan di Tigabalai-Pusat Kebudayaan Talang Mamak, mereka tidak melakukan tradisi mengilir dan menyembah raja, sistem kebatinan juga mulai luntur, umumnya mereka otonom menjalankan aktivitas dan menyelesaikan persoalan berat secara formal melalui kepala desa. Namun umumnya mereka masih animis dan sebagian kecil sudah menjadi katolik sinkritis yang berada di Dusun Siamang.<br /><script async="" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8744509146839506" data-ad-format="fluid" data-ad-layout="in-article" data-ad-slot="5223077330" style="display: block; text-align: center;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
Mereka mengenal banyak tentang obat-obatan tradisional. Menurut ekspedisi Biota Medika (1998) bahwa Suku Talang Mamak memanfaatkan 110 jenis tumbuhan untuk mengobati 56 jenis penyakit dan 22 jenis cendawan obat. Sedangkan Suku Melayu memanfaatkan 182 jenis tumbuhan obat untuk 45 jenis penyakit dan 8 jenis cendawan. Selain itu Masyarakat Talang Mamak juga memiliki pengetahuan etnobotani. Mengenal berbagai jenis tumbuhan dan juga satwa.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
Mata pencarian utama mereka adalah berladang berpindah dengan integrasi penanaman karet, di sela-sela berladang mereka mencari hasil hutan seperti jernang, rotan, labi-labi. Untuk memenuhi kebutuhan protein mereka berburu ke hutan.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
<strong>Interaksi</strong><br />
Suku Talang Mamak di dalam TNBT sangat sopan, menghargai orang luar yang datang kepada mereka. Pada umumnya mereka jujur dan tidak mau mengganggu orang lain, daripada konflik lebih baik menghindar dan pergi ke hutan merupakan sifat dasar mereka. Jangan sekali-kali menggurui karena mereka adalah guru yang paling baik dalam hal etnobotani, etnozoologi, budaya dan sistem pertanian.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
<strong>Permasalahan Talang Mamak Saat Ini</strong><br />
Masyarakat mulai terusik dan diporakporandakan oleh kehadiran HPH, penempatan transmigrasi, pembabatan hutan oleh perusahaan dan sisanya dikuasai oleh migran. Kini sebagian besar hutan alam mereka tinggal hamparan kelapa sawit yang merupakan milik pihak lain. Penyempitan lingkungan Talang Mamak berdampak pada sulitnya melakukan sistem perladangan beringsut dengan baik dan benar dan harus beradaptasi, bagi yang tidak mampu beradaptasi kehidupannya akan terancam. Oleh sebab itu, sekelompok suku Talang Mamak yang di Tigabalai di bawah kepemimpinan Patih Laman gigih mempertahankan hutannya.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
Tahun 2002, masyarakat adat Talang Mamak mendapatkan Kalpataru dari Presiden Megawati kepada Gubernur Riau. Penghargaan tersebut diberikan sebagai penghargaan atas jasa dan kerja keras suku Talang Mamak dalam melestarikan hutan adatnya dengan luas 18.800 Ha.<br />
<br />
Namun sekitar tahun 2006, Kalpataru tersebut dikembalikan oleh masyarakat karena kesepakatan yang telah dibuat dilanggar oleh pemerintah setempat dengan memberikan izin kepada perusahaan perkebunan. Padahal antara masyarakat dan bupati telah melakukan kesepakatan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB)<br />
<br />
Dari tahun-ketahun hutan adat Talang Mamak kian berkurang, masuknya izin-izin konsesi perkebunan membuat masyarakat semakin kehilangan hak atas hutan mereka. Bahkan mereka tergusur dari perkampungan mereka sendiri, masyarakat talang mamak sempat melakukan protes keras kepada pemerintah setempat. Sayangnya protes tersebut sampai sekarang tidak mendapat respon yang berarti. Kembali mereka hanya mendapatkan janji, bukan bukti.</i></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: arial;"><i><br />
Imbas masuknya perusahaan tersebut membuat masyarakat kian terpojokan. Selama ini masyarakat dapat hidup dengan hasil hutan, namun saat ini masyarakat mencoba bertahan hidup dengan serba kekurangan. Bahkan gizi buruk pernah disandang Suku Talang Mamak karena sulitnya perekonomian mereka, ditambah lagi infrastruktur seperti akses jalan, sarana pendidikan sangat jauh dari suku ini.<br />
<br />
sumber: Arsip? <a href="http://www.gurindam12.co/">www.gurindam12.co?</a> , <a href="http://www.bukit30.org/" id="internal-source-marker_0.7261595132371231">http://www.bukit30.org/</a> , <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Talang_Mamak">http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Talang_Mamak</a>?</i></span></div>
</div>
Ferry Anashttp://www.blogger.com/profile/03601421849194154917noreply@blogger.com0Indonesia-0.789275 113.92132700000002-31.8187695 72.436952000000019 30.2402195 155.40570200000002tag:blogger.com,1999:blog-7485233667855890639.post-49177018485753168982013-09-26T05:28:00.000+07:002014-11-23T07:26:24.160+07:00Suku Asmat - Irian Jaya - Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-zN0BWujwsHM/UkNLhLs5tKI/AAAAAAAAAt4/s2HxNEy5W-I/s1600/Suku-Asmat2+rmh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-zN0BWujwsHM/UkNLhLs5tKI/AAAAAAAAAt4/s2HxNEy5W-I/s200/Suku-Asmat2+rmh.jpg" height="150" width="200" /></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="box-sizing: border-box; clear: left; float: left; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">Nama Asmat dikenal dunia sejak tahun 1904. Tercatat pada tahun 1770 sebuah kapal yang dinahkodai James Cook mendarat di sebuh teluk di daerah Asmat. Tiba-tiba muncul puluhan perahu lesung panjang didayungi ratusan laki-laki berkulit gelap dengan wajah dan tubuh yang diolesi warna-warna merah, hitam, dan putih. Mereka ini menyerang dan berhasil melukai serta membunuh beberapa anak buah </span><br />
<span style="box-sizing: border-box; clear: left; float: left; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">James Cook. Berabad-abad kemudian pada tepatnya tanggal</span><br />
<br />
<span style="box-sizing: border-box; clear: left; float: left; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"> </span><br />
<span style="box-sizing: border-box; clear: left; float: left; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">10 Oktober 1904, Kapal SS Flamingo </span><br />
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- An -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8744509146839506" data-ad-slot="9998200921" style="display: inline-block; height: 280px; width: 336px;"></ins><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<span style="box-sizing: border-box; clear: left; float: left; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">mendarat di suatu teluk di pesisir barat daya Irian jaya. Terulang peristiwa yang dialami oleh James Cook dan anak buahnya. Mereka didatangi oleh ratusan pendayung perahu lesung panjang berkulit gelap tersebut. Namun, kali ini tidak terjadi kontak berdarah. Sebaliknya terjadi komunikasi yang menyenangkan di antara </span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-zN0BWujwsHM/UkNLhLs5tKI/AAAAAAAAAt4/s2HxNEy5W-I/s1600/Suku-Asmat2+rmh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-zN0BWujwsHM/UkNLhLs5tKI/AAAAAAAAAt4/s2HxNEy5W-I/s640/Suku-Asmat2+rmh.jpg" height="480" width="640" /></a></div>
kedua pihak. Dengan menggunakan bahasa isyarat, mereka berhasil melakukan pertukaran barang.<br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 1.6; margin-bottom: 17px; padding: 0px; text-align: justify;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; direction: ltr; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 1.6; margin-bottom: 17px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; box-sizing: border-box; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="color: white;">Sejak itu, orang mulai berdatangan ke daerah yang kemudian dikenal dengan daerah Asmat itu. Ekspedisi-ekspedisi yang pernah dilakukan di daerah ini antara lain ekspedisi yang dilakukan oleh seseorang berkebangsaan Belanda bernama Hendrik A. Lorentz pada tahun 1907 hingga 1909. Kemudian ekspedisi Inggris dipimpin oleh A.F.R Wollaston pada tahun 1912 sampai 1913.</span></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; direction: ltr; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 1.6; margin-bottom: 17px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; box-sizing: border-box; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="color: white;">Suku Asmat yang tersebar di pedalaman hutan-hutan dikumpulkan dan ditempatkan di perkampungan-perkampungan yang mudah dijangkau. Biasanya kampung-kampung tersebut didirikan di dekat pantai atau sepanjang tepi sungai. Dengan demikian hubungan langsung dengan Suku Asmat dapat berlangsung dengan baik. Dewasa ini, sekolah-sekolah, PUSKESMAS (Pusat Kesehatan Masyarakat) dan rumah-rumah ibadah telah banyak juga didirikan pemerintah dalam rangka menunjang pembangunan daerah dan masayarakat Asmat.</span></span></div>
<ul style="box-sizing: border-box; direction: ltr; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 1.6; list-style-position: outside; margin: 0px 0px 17px; padding: 0px; text-align: justify;">
<li style="box-sizing: border-box; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 0px 0px 0px 20px; padding: 0px;"><span style="background-color: black; box-sizing: border-box; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><strong style="box-sizing: border-box; line-height: inherit;"><span style="color: white;">Asal Usul Suku Asmat</span></strong></span></li>
</ul>
<div style="box-sizing: border-box; direction: ltr; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 1.6; margin-bottom: 17px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; box-sizing: border-box; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="color: white;">Menurut Pastor Zegwaard, seorang misionaris Katolik berbangsa Belanda, orang-orang Asmat mempercayai bahwa mereka berasal dari Fumeripits (Sang Pencipta). Konon, Fumeripits terdampar di pantai dalam keadaan sekarat dan tidak sadarkan diri. Namun nyawanya diselamatkan oleh sekolompok burung sehingga ia kembali pulih. Kemudian ia hidup sendirian di sebeuah daerah yang baru. Karena kesepian, ia membangun sebuah rumah panjang yang diisi dengan patung-patung dari kayu hasil ukirannya sendiri. Namun ia masih merasa kesepian, kemudian ia membuat sebuah tifa yang ditabuhnya setiap hari.</span></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; direction: ltr; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 1.6; margin-bottom: 17px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; box-sizing: border-box; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="color: white;">Tiba-tiba, bergeraklah patung-patung kayu yang sudah dibuatnya tersebut mengikuti irama tifa yang dimainkan. Sungguh ajaib, patung-patung itu pun kemudian berubah menjadi wujud manusia yang hidup. Mereka menari-nari mengikuti irama tabuhan tifa dengan kedua kaki agak terbuka dan kedua lutut bergerak-gerak ke kiri dan ke kanan. Semenjak itu, Fumeripits terus mengembara dan di setiap daerah yang disinggahinya, ia membangun rumah panjang dan menciptakan manusia-manusia baru yang kemudian menjadi orang-orang Asmat seperti saat ini. Bentuk tubuh orang Asmat berbeda dengan penduduk lainnya yang berdiam di pegunungan tengah atau di bagian pantai lainnya.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-paYbiFGtdfs/UkNA9ojEKWI/AAAAAAAAAto/_SouuNo44t8/s1600/suku+asmat+papua.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-paYbiFGtdfs/UkNA9ojEKWI/AAAAAAAAAto/_SouuNo44t8/s320/suku+asmat+papua.jpg" height="219" width="320" /></a></span></div>
<br />
<div style="box-sizing: border-box; direction: ltr; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 1.6; margin-bottom: 17px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; box-sizing: border-box; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="color: white;">Tinggi badan kaum laki-laki antara 1,67 hingga 1,72 meter, sedangkan kaum perempuan tingginya antara 1,60 hingga 1,65 meter. Ciri-ciri bagian tubuh lainnya adalah bentuk kepala yang lonjong (dolichocephalic), bibir tipis, hidung mancung, dan kulit hitam. Orang Asmat pada umumnya tidak banyak menggunakan kaki untuk berjalan jauh, oleh karena itu betis mereka terlihat menjadi kecil. Namun, setiap saat mereka mendayung dengan posisi berdiri sehingga otot-otot tangan dan dadanya tampak terlihat tegap dan kuat. Tubuh kaum perempuan kelihatan kurus karena banyaknya perkerjaan yang harus mereka lakukan.</span></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; direction: ltr; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 1.6; margin-bottom: 17px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; box-sizing: border-box; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="color: white;">Suku Asmat berdiam di daerah-daerah yang sangat terpencil dan daerah tersebut masih merupakan alam yang ganas (liar). Mereka tinggal di pesisir barat daya Irian jaya (Papua). Mulanya, orang Asmat ini tinggal di wilayah administratif Kabupaten Merauke, yang kemudian terbagi atas 4 kecamatan, yaitu Sarwa-Erma, Agats, Ats, dan Pirimapun. (Saat ini Asmat telah masuk ke dalam kabupaten baru, yaitu kabupaten Asmat.</span></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; direction: ltr; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 1.6; margin-bottom: 17px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; box-sizing: border-box; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="color: white;">Jumlah penduduk di daeah Asmat tidak diketahui dengan pasti. Diperkirakan pada tahun 2000 ada kurang lebih 70.000 jiwa, 9.000 di antaranya bermukim di Kecamatan Pirimapun. Pertambahan penduduk sangat pesat, berkisar antara 28 samapi 84 jiwa setiap 1.000 orang.</span></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; direction: ltr; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 1.6; margin-bottom: 17px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; box-sizing: border-box; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="color: white;">Secara keseluruhan, angka kelahiran di pedalaman adalah 13 persen, di pesisir 9 persen. Angka kematian pun cukup tinggi, yaitu berksiar antara 21 sampai 45 jiwa tiap 1.000 orang. Pada jaman dahulu, rata-rata dua setengah persen kematian orang Asmat disebabkan oleh peperangan antar kelompok atau antar desa. Seiring berkembangnya jaman, saat ini penyebab kematian anak-anak dan bayi, terutama pada bulan-bulan pertama banyak disebabkan oleh pneumonia, diare, malaria, dan penyakit campak.</span></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; direction: ltr; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 1.6; margin-bottom: 17px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; box-sizing: border-box; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="color: white;">Perkampungan orang Asmat yang jumlahnya tidak kurang dari 120 buah tersebar dengan jarak yang saling berjauhan. Kampung mereka didirikan dengan pola memanjang di tepi-tepi sungai dan dibangun sedemikian rupa sehingga mudah mengamati musuh. Sedikitnya ada 3 kategori kampung bila dilihat dari jumlah warganya. Kampung besar, yang umumnya terletak di bagian tengah, dihuni oleh sekitar 500-1000 jiwa. Kampung di daerah pantai, rata-rata dihuni oleh sekitar 100-500 jiwa. Kampung di bagian hulu sungai, jumlah warganya lebih kecil , berpenduduk sekitar 50-90 jiwa.</span></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; direction: ltr; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 1.6; margin-bottom: 17px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; box-sizing: border-box; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="color: white;">Suku Asmat mempunyai kebiasaan dan adat istiadat yang khas diantaranya membuat ukiran tanpa ada sketsa dulu. Ukiran-ukiran yang dibuat oleh orang Asmat memiliki makna sebagai persembahan atau ucapan rasa syukur kepada nenek moyang. Mengukir adalah jalan untuk berinteraksi dengan leluluhur. Pesta Bis, Pesta Perah, Pesta Ulat Sagu dan pesta Topeng sebagai bentuk upaya menghindarkan diri dari musibah dan marabahaya. Selain itu, Suku Asmat juga suka berhias.</span></span></div>
</div>
Ferry Anashttp://www.blogger.com/profile/03601421849194154917noreply@blogger.com0Kago, Ilaga, Puncak, Papua, Indonesia-25.922916690235866 144.62889432907104-25.922916690235866 144.62889432907104 -25.922916690235866 144.62889432907104tag:blogger.com,1999:blog-7485233667855890639.post-2884822280842895332013-09-24T08:34:00.001+07:002018-07-28T14:39:34.495+07:00Rumah Adat Minang Kabau / Istana Pagaruyung - Batu Sangkar - Sumatera Barat - Indobesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-kZRZm5vXsVA/UkDnOB14YUI/AAAAAAAAAtY/PNaSRIfFsaI/s1600/Kota+Batusangkar+Kabupaten+Tanah+Datar++1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="https://www.idoreg.com/2018/06/4-kuliner-jepang-yang-unik.html" border="0" src="https://1.bp.blogspot.com/-kZRZm5vXsVA/UkDnOB14YUI/AAAAAAAAAtY/PNaSRIfFsaI/s640/Kota+Batusangkar+Kabupaten+Tanah+Datar++1.jpg" title="" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://multyetnis.blogspot.com/" target="_blank">ISTANA PAGARUYUNG</a></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
</div>
Ferry Anashttp://www.blogger.com/profile/03601421849194154917noreply@blogger.com1